
Arung Palakka bergelar La Tenritatta To Unru To-ri SompaE Petta MalampeE Gemme'na Daeng Serang To' Appatunru Paduka Sultan Sa'adduddin. Arung Palakka meninggal di Bontoala, Kesultanan Gowa, pada tanggal 6 April 1696 dan dimakamkan di Bontobiraeng.
Arung Palaka dianggap berkhianat karena bekerja sama dengan Belanda
Untuk meruntuhkan kerjaan Makassar maka Belanda bersiasat untuk bekerja sama dengan Aru Palaka sebagai Kesultanan Bone. Alhasil kerjaan Makassar di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin berhasil ditaklukan pada tahun 1667. Selanjutnya Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya yang salah satunya mengharuskan kerajaan Makassar untuk melepaskan tanah beserta rakyat Bone sehingga Kerajaan Bone merdeka dan Aru Palaka naik tahta menjadi raja.
Arung Palaka Di Mata Masyarakat Bone dan Bugis
Bone merupakan salah satu kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan, hingga saat ini Bone telah berevolusi menjadi sebuah daerah kabupaten yang luas wilayahnya tergolong besar dibadingkan kabupaten lain di Sulawesi SelatanDi mata masyarakat Bone, justru menganggap Aru Palaka sebagai tokoh pejuang dari Bone. Mengapa tidak, kerajaan-kerajaan bugis telah merasa diperbudak oleh kerajaan Makassar, sehingga mendorong mereka untuk membebaskan diri dari belenggu kerjaan Makassar.
Sampailah seorang Aru Palaka benar-benar mewujudkan impian itu dengan jalan bekerja sama dengan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Bone menganggap Aru Palaka bukan merupakan pengkhianat melainkan seorang pejuang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar